Foto bersama Ketua TP PKK Kabupaten Mahakam Ulu Yovita Bulan Bonifasius, Wakil Ketua Anastasia Dang Avun dan Ibu Camat Long Bagun Frederika Hong. Foto by : Datinfo Humpro.


UJOH BILANG – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) mengikuti lomba Peragaan Busana Takwo Modifikasi Batik khas Daerah dalam memeriahkan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke 49 Tahun secara virtual di ruang rapat Bappelitbangda. Rabu (24/03)

Pada kesempatan tersebut, Ibu Camat Long Bagun Frederika Hong peserta perwakilan dari TP PKK Mahulu tampil anggun mengenakan Busana Takwo Modifikasi Batik khas Daerah yang mengangkat 3 motif yakni Asoq (Anjing), Kelbit (Perisai), Banah yang memiliki arti keanegaragaman budaya masyarakat di Mahakam Ulu yang hidup berdampingan dengan alam dan senantiasa bersahabat dengan hewan.

Peragaan busana disaksikan oleh Ketua TP PKK Provinsi Kaltim Hj. Noorbaiti Isran Noor, Wakil Hj. Erni Makmur, tim juri/penilai melalui virtual zoom meeting di Aula PKK Kaltim.

Ibu Camat Long Bagun Frederika Hong peserta perwakilan dari TP PKK Mahulu tampil anggun mengenakan Busana Takwo Modifikasi Batik khas Daerah. Foto by : Datinfo Humpro.

Ketua TP PKK Yovita Bulan Bonifasius mengatakan, Busana Takwo Modifikasi Batik khas Daerah khususnya Mahulu memadukan 3 motif salah satunya motif Asoq yang pada lomba HKG ke 47 tahun 2019 membawa Mahulu menjadi juara I lomba busana santai daerah se Kalimantan Timur.

“Kabupaten Mahakam Ulu juara I di ajang fashion show tingkat Provinsi Kaltim, kami TP PKK Mahulu membawa batik motif Asoq, jadi kita tidak terlepas dari motif ini meskipun kita sudah membuat syambara dan sudah ada pemenang tinggal membuat hak ciptanya dari bidang kebudayaan karena motif ini adalah budaya Mahulu,”kata Ketua TP PKK.

Ditambahkan Ketua TP PKK Mahulu, Untuk lomba Produk Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga (UP2K) TP PKK Mahulu mengangkat produk kerajinan tangan yakni Seraung/topi khas Dayak, mempertahankan kerajinan khas daerah dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDM).

“Kenapa kami mengangkat Seraung, karena hampir seluruh sub/suku memakai Seraung dan juga daunnya itu bisa digunakan jadi bermacam-macam kerajinan. Dan untuk lomba ini kita membuat video dari proses mengambil daun, mengeringkan, menganyam, sampai menjadi seraung,”jelas Ketua TP PKK.(HMS11/2)

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *