Ujoh Bilang – Kekayaan adat-istiadat dan budaya adat Dayak di antara 50 Kampung yang ada di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) salah satunya Kampung Long Tuyoq merupakan identitas yang tak ternilai harganya dan menjadi kebanggaan.

Salah satu kegiatan adat yang saat ini masih dipertahankan dan dijaga kelestariannya adalah Upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai yang rutin digelar setiap Lima Tahun sekali dilaksanakan oleh Masyarakat adat suku Dayak di Kampung Long Tuyoq.

Dan pada Kesempatan ini Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, S.H., M.E., yang dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Daerah Mahulu Dr. Stephanus Madang, S.Sos., M.M., membuka serangkaian kegiatan Upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai dalam rangka Memperingati Hari Jadi Kampung Long Tuyoq yang ke 120 Tahun dengan  ditandai Pemukulan Tugung.

Dalam sambutan Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, S.H., M.E., yang disampaikan Sekda Mahulu Dr. Stephanus Madang, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa perayaan ini bukan hanya sekedar ritual tahunan, tetapi merupakan wujud nyata dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan nikmat yang telah dilimpahkan. Dan melalui acara ini juga tentu memiliki nilai kebersamaan, kekeluargaan dan gotong royong yang kuat dalam membangun komunitas yang harmonis dan sejahtera.

“Tujuan upacara adat ini tentu banyak memiliki makna, namun satu hal yang terpenting nilai-nilai luhur yang terkandung dalam upacara adat ini agar bisa menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda untuk dapat diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari,” tuturnya.

Sekda Mahulu dalam kesempatan ini menghimbau langsung kepada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Mahulu untuk melakukan inventarisasi dan dokumentasi menyeluruh terhadap seluruh upacara adat serta tradisi budaya lainnya yang ada di 50 Kampung, yang mana dokumentasi ini penting sebagai refrensi bagi generasi mendatang dan sebagai materi promosi pariwisata budaya.

Selain itu manfaatkan berbagai media yang ada untuk memperkenalkan keunikan dan nilai budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Mahulu terutama seperti Upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai ini sehingga dapat menarik perhatian wisatawan.

“Tolong di Identifikasi dan dikembangkan destinasi wisata unggulan yang berkaitan dengan Upacara adat ini, pastikan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya, sehingga kegiatan upacara adat seperti ini dapat dijadikan atraksi wisata utama yang menarik daya Tarik wisatawan lokal maupun internasional,” ucap Stephanus Madang.

Stephanus Madang menambahkan diperlukannya pengaturan agenda atau program edukasi wisata budaya yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan upacara adat serta Penyusunan Kalender acara yang dimana kalender ini berfungsi sebagai alat informasi terorganisir untuk memudahkan wisatawan dalam merencanakan kunjungannya.

Proses ini tentu melibatkan identifikasi kegiatan, penjadwalan serta publikasi melalui berbagai media termasuk platform digital dan sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

“Oleh sebab itu harus ada pengelolaan yang baik dan promosi yang efektif sehingga acara terjadwal dengan baik, serta Pengorganisasan agenda budaya dan pariwisata ini harus dilakukan secara profesional dan efisien karena mengingat karakteristik wisata budaya di Mahulu ini membutuhkan perhatian khusus dan High Cost. Dengan demikian setiap kegiatan pasti dapat berjalan dengan lancar dan memberikan pengalaman menarik bagi wisatawan yang akan berdampak pula pada ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat,” jelas sekda.(Prokopim/vta)

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *