UJOH BILANG – Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh, SH, diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Humas (Asisten I), Ir. Dodit Agus Riono, MP, membuka secara resmi Lokarkaya Hasil Kajian Masyarakat Hukum Adat yang dilaksanakan di Balai Adat Ujoh Bilang, Kamis (28/11).

Kegiatan yang digagas oleh World Wide Fund for Nature (WWF) tersebut, dihadiri oleh Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Batu Ayau, Susilo Pranoto, Petinggi Kampung, Kepala Adat dan Masyarakat Adat dari 5 Kecamatan dalam Wilayah Mahakam Ulu.

Dalam sambutan tertulis Bupati Bonifasius Belawan Geh, SH, yang disampaikan Asisten I, Ir. Dodit Agus Riono, MP, mengatakan, slogan Berbudaya, yang mengandung makna dan nilai-nilai adat istiadat yang harus dijaga dan dilestarikan, mengingat budaya adalah identitas Mahulu.

“Untuk itu, saya sangat mendukung kegiatan lokakarya ini, agar kita dapat mengidentifikasi secara jelas, dengan mengurutkan sejarah dengan aktualisasi yang tepat sehingga kita mendapatkan pengakuan tertulis dari negara bahwa sejarah dan budaya kita adalah benar adanya, dan menjadi identitas kita,” kata Bupati.

Bupati Bonifasius Belawan Geh, SH, berharap dengan diadakannya lokakarya, masyarakat Mahulu dapat mengetahui secara aktual dan secara jelas mengenai runtutan sejarah dan nilai adat dan budaya, agar secara jelas dan tepat.

“Menganalisis proses lahirnya peraturan daerah tersebut dan menganalisis praktik wacana dan sosiokulturalnya. Diharapkan hasil dari kajian ini dapat menjadi proses awal dari lahirnya peraturan atau undang-undang untuk mengakui dan melindungi masyarakat hukum adat di Kabupaten Mahakam Ulu. Agar kebutuhan dan kepentingan masyarakat adat dapat terakomodir dengan baik,” jelas Bupati.

Sementara itu, dalam sambutannya, WWF Manager Program Perhutanan Masyarakat menjelaskan, kegiatan dengan agenda pembahasan asal usul sejarah kampung, kondisi sosial ekonomi dan budaya, serta pemanfaatan dan pola menjaga hutan adat di Mahulu.

“Saya senang bisa hadir di sini, untuk bersama-sama melihat dan merumuskan hasil kajian masyarakat adat, kami berharap ke depan ada kerja sama yang lebih erat, karena di sini nuansa alamnya masih kuat yang bersama-sama harus dijaga,”ungkapnya.(HMS11)

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *