Samarinda – Komitmen Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) dalam membangun kawasan strategis yang modern namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal kembali ditegaskan oleh Bupati Mahulu, Dr. Bonifasius Belawan Geh, S.H., M.E. Hal tersebut disampaikannya dalam Presentasi Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir Penyusunan Kawasan Strategis Kabupaten Mahulu yang difasilitasi  Dinas PUPR Mahulu bekerjasama dengan Institut Teknologi Malang (ITN), berlangsung pada 14–16 Mei 2025 di Hotel Mercure, Samarinda.

Dalam forum yang dihadiri para pejabat daerah Mahulu dan Tim Tenaga Ahli dari ITN Malang tersebut, Bupati menekankan pentingnya menyelaraskan konsep pembangunan dengan kearifan lokal, khususnya dalam pengembangan alun-alun dan kawasan sekitar Kantor Bupati.

“Saya menginginkan kawasan ini dibangun dengan pendekatan modern, namun tetap mengangkat unsur budaya lokal. Ornamen-ornamen tradisional perlu dikaji penempatannya oleh para ahli agar tetap estetis dan kontekstual,” ungkap Bupati.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga ruang terbuka hijau dan menghadirkan kesan alami layaknya hutan kota untuk menciptakan lingkungan yang sejuk dan asri. Fasilitas umum seperti toilet, tempat istirahat, dan tempat sampah juga menjadi perhatian khusus.

“Jangan sampai karena tidak tersedia toilet, orang buang air sembarangan di pohon. Tempat duduk di bawah pohon juga perlu diperbanyak sebagai titik istirahat,” katanya.

Selain itu, Bupati menyarankan agar alun-alun dirancang untuk mendukung kegiatan publik, termasuk menghadirkan area kuliner seperti restoran atau warung. Dan area sawit diujung kantor Bupati dirancang sebagai lokasi bagi rumah dinas Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah.

Dalam aspek teknis, Bupati menyampaikan dukungannya terhadap penerapan jaringan listrik bawah tanah demi mewujudkan kawasan yang tertata rapi dan modern. Ia juga mengingatkan tentang tantangan banjir di kawasan taman akibat aliran air yang tidak tertangani dengan baik saat musim hujan.

“Perlu ada teknologi untuk mengatasi genangan. Volume air pasti besar karena ada aliran sungai. Harus dicari solusi agar air tidak menyebabkan banjir,” tegasnya.

Terkait area helipad, Bupati menyebutkan bahwa keberadaannya dapat dievaluasi kembali apabila bandara Mahulu telah beroperasi secara penuh. Ia juga mengusulkan desain tugu dengan unsur budaya Mahulu dengan menghadirkan ukiran lokal binatang seperti naga itu sedianya dipakai nanti. Kemudian ada tempayan atau guci sebagai simbol keberuntungan dan penerimaan.

“Untuk ornament ukiran disesuaikan nanti, dan  material tugu sebaiknya menggunakan plat tembaga agar tahan lama, bukan plat besi yang cepat keropos,” ujarnya.

Dalam hal sumber energi, Bupati mendukung penggunaan energi baru terbarukan seperti solar cell, namun tetap terintegrasi dengan jaringan listrik PLN untuk menjamin kelangsungan fasilitas.

Menutup arahannya, Bupati menyampaikan apresiasi kepada Tim ITN Malang yang telah berperan aktif dalam membantu Pemkab Mahulu menyusun rencana pembangunan kawasan strategis tersebut.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat drg. Agustinus Teguh Santoso, M.Adm., Kes., Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Wenefrida Kayang, S.Sos., M.Si. , para Kepala OPD, Camat se-Mahulu, serta Rektor dan Tim Penyusun dari ITN Malang. (Prokopim/tha)

 

 

 

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *