Balikpapan – Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Angela Idang Belawan, menegaskan pentingnya digitalisasi tata kelola kampung sebagai bagian dari transformasi pemerintahan menuju sistem yang transparan, akuntabel, dan berbasis data.

Hal tersebut disampaikan Bupati dalam sambutannya pada Workshop Tata Kelola Arsip Dinamis dan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Kampung (SIPEKA) se-Kabupaten Mahakam Ulu Tahun 2025 di Balikpapan. Senin (27/10/2025)

“Pemerintah kampung merupakan garda terdepan pelayanan publik. Karena itu, peningkatan kapasitas aparatur kampung menjadi kunci dalam mewujudkan tata kelola dan pelayanan publik yang profesional serta berdaya saing,” ujar Bupati Angela.

Ia menambahkan, digitalisasi melalui pemanfaatan aplikasi SRIKANDI dan SIPEKA akan menjadi fondasi kuat bagi terbangunnya sistem pemerintahan kampung yang partisipatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Pemanfaatan kedua sistem ini bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan langkah konkret membangun integritas dan akuntabilitas publik dari level kampung hingga kabupaten,” tegasnya.

Bupati Angela juga menekankan bahwa upaya ini sejalan dengan Misi Kelima Kabupaten Mahakam Ulu, yaitu menghadirkan tata kelola pemerintahan yang terbuka, kolaboratif, dan berintegritas melalui transformasi digital dan partisipasi publik.

Di akhir sambutan, Bupati menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) selaku penyelenggara kegiatan serta para narasumber dan peserta yang berkomitmen memperkuat kompetensi aparatur kampung dalam pengelolaan arsip dan data digital.

“Semoga kegiatan ini menjadi praktik baik yang dapat diterapkan di seluruh kampung di Mahakam Ulu, menuju tata kelola pemerintahan kampung yang modern dan berdaya saing,” tandasnya.

Menutup sambutannya, Bupati Angela memberikan semangat bagi kampung – kampung yang belum dapat berinovasi secara maksimal,  agar terus tetap belajar dan terus berusaha, dan tidak menjadikannya beban, tetapi justru menjadi motivasi yang baik agar terus berkembang.

” Jangan jadikan itu sebagai beban, tetapi jadikan sebagai motivasi. Tidak apa – apa jika belum bisa sekarang, mana tau tahun depan justru bisa menjadi kampung yang terpilih dan mendapat penghargaan,” tutupnya.(Prokopim/tha)

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *