Kapolda Kaltim Drs. Herry Rudolf Nahak,M.Si pada saat diberikan nama TINGANG". Dijelaskan Dewan adat wilayah Mahulu Balan Tingai menyampaikan nama ini bermakna burung Enggang yang memiliki tempat khusus dalam adat bangsa Dayak di bumi Kalimantan. Yang maknanya itu adalah Pemimpin Yang Bijaksana Dalam Mengayomi Masyarakat,”


Dengan Makna Pemimpin Yang Bijaksana Dalam Mengayomi Masyarakat

 

UJOH BILANG – Kunjungan Kerja Perdana Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Timur (Kaltim) Inspektur Jenderal Pol Drs. Herry Rudolf Nahak,M.Si Ke Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) disambut Langsung Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh, SH.,ME yang didampingi oleh Wakil Bupati Mahulu Drs. Yohanes Avun, M.Si. Kamis (25/11/21)

Usia tiba di Mahulu Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs. Herry Rudolf Nahak,M.Si, terlebih dahulu mengikuti Ritual adat Napoq Tenan/ Balan yang merupakan ritual Penyambutan, kemudian dilanjutkan dengan upacara Adat Mejuu’ Araan pemberian nama Dayak oleh Dewan Adat Dayak Wilayah Kabupaten Mahakam Ulu (DADWMU-KMU).

Dalam sambutannya, Bupati Mahulu menyampaikan Ucapan Selamat datang dan Selamat atas Pemberian Nama Dayak Tingang Kepada Kapolda Kaltim Irjen Drs. Herry Rudolf Nahak,M.Si,”Melalui Pemberian nama ini maka Bapak Kapolda sekarang telah masuk ke dalam lingkungan keluarga Mahulu,”ucapnya

Bonifasius Belawan Geh,SH.,ME menjelaskan bahwa dari berbagai macam ritual adat yang telah dijalankan, mulai dari penyambutan ritual adat Napoq sampai tiba ditempat ini merupakan untuk menjaga keselamatan jiwa dan raga Tamu yang akan datang masuk ke Mahulu. Dan juga untuk melestarikan adat dan istiadat  serta kebudayaan yang telah ada.

“Jadi, ini merupakan suatu adat yang sudah diyakini untuk menjaga, maka dibuatlah acara ritual adat ini,” jelas Bupati Mahulu.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs. Herry Rudolf Nahak,M.Si mengucapkan Terima Kasih Banyak Kepada Bupati Mahulu dan jajaran,serta juga Dewan Adat Dayak Wilayah Mahulu beserta seluruh tokoh adat Dayak yang sudah memberikan penghargaan yang luar biasa berupa pemberian nama Dayak.

“Nama yang diberikan ini sebuah sukacita dan kasih sayang kepada saya, karena nama itu memiliki arti yg berat, yaitu sosok Pemimpin Yang Bijaksana Dalam Mengayomi Masyarakat. ini pasti merupakan sebuah harapan dari tokoh adat kepada kami bukan hanya pada saya yang sebagai Kapolda, tetapi pada kami semua Polda Kaltim dan semu jajarannya agar dapat memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat secara baik dan semakin baik ke waktu-waktu yang akan datang,”ungkapnya.

Mejuu’ Araan / Memberi nama maksudnya adalah menandakan bahwa Tamu Agung / (Hakai) sudah menjadi bagian dari Masyarakat Mahakam Ulu dan Harapannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya kelak bisa melayani secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat di Kalimantan Timur.

Makna ini disampaikan oleh Dewan Adat Dayak Wilayah Mahulu Balan Tingai,” Jadi nama ini diberikan atas permintaan dan kesepakatan bersama dari kami dewan adat, kami merunding dahulu lalu kami berikan,”ucap Kepala Dewan adat.

Dewan adat wilayah Mahulu Balan Tingai menyampaikan Nama yang diberikan kepada Kapolda Kaltim ialah TINGANG,” Nama Tingang ini adalah nama burung enggang yang memiliki tempat khusus dalam adat bangsa Dayak di bumi Kalimantan. Yang maknanya itu adalah Pemimpin Yang Bijaksana Dalam Mengayomi Masyarakat,” jelasnya.

Balan Tingai menambahkan bahwa Setelah adat Pemberian Nama dilakukannya Pemasangan Aksesoris Adat yang dengan maksud setelah diberi nama Dayak Tamu Agung secara adat sudah Sah mengenakan aksesoris adat,”jadi bilamana tidak diberi nama terlebih dahulu dikhawatirkan akan tidak kuat menyandang nama tersebut atau PARIT dalam bahasa dayaknya,”jelasnya. (Prokopim/Vta)

 

Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *